SELAMAT DATANG DI BLOG LKP TRI ARGA MUARO JAMBI JLN. LINTAS TIMUR KEL. SENGETI KEC. SEKERNAN KAB. Ma.JAMBI PROV. JAMBI

Senin, 05 September 2011

Sebelum Menjalankan Usaha Nila


Sebelum menjalankan usaha nila, sebaiknya mempelajari semua hal untung dan rugi. Anda harus melihat situasi dan kondisi di tempat rencana usaha yang akan di jalankan; lokasi, transportasi, kolam, sumber air; suha air panas atau dingin, pakan tersedia cukup di sekitar anda. Misalnya usaha nila anda mungkin kurang berhasil jika suhu air di kolam anda di bawah 20 derajat celcius ikan anda akan tumbuh namun sangat lambat dan tentu ini akan merugikan dari segi produksi. Suhu yang dingin tentu tidak cocok untuk nila.
Air juga merupakan sarana yang penting dalam pemeliharaan ikan nila. Apakah sumber air dekat sungai? Dan apakah sungainya bersih dan airnya tersedia meski pada musim kemarau? Jika itu tersedia cukup, jalankan usaha nila anda.

Tapi bagaimana dengan kolam yang sumber airnya mata air? Ini juga bisa namun kendalannya air tidak cepat berganti, akan selalu keruh jika sumber airnya kecil dan ikan di kolamnya banyak. Bagaimana dengan air hujan? Mengharapkan usaha nila dengan kolam air hujan tidaklah cocok.
Danau merupakan alternative yang baik atau waduk. Pada danau alami resikonya sering juga terjadi bencana alam. Resikonya ikan akan mati jika suhu air dan kandungan belerangnya tinggi sewaktu-waktud dan ini terjadi hanya dalam semalam dan ikan tiba-tiba semua mati. Bencana  terjadi 1-3 tahun sekali. Namun ini jarang terjadi pada danau buatan atau waduk.
Budidaya ikan di  danau atau waduk tentu mengunakan sistem jaring apung. Produksi lebih produktif, lebih mudah penangganan pemberian pakan dan panen. Keuntungan dari sistem ini adalah hasil panen lebih merata, karena Pembesaran biasanya dari bibit  yang sama besar dan pertumbuhan ikan cenderung sama antara nila jantan dan nila betina. Sistem jaring apung tidak memungkinkan nila betina untuk bereproduksi karena tidak ada tempat atau sarang untuk membuahi telur dari ikan betina sehingga telurnya akan hanyut keluar jaring atau menjadi makanan ikan nila yang lain.
Tidak seperti pemeliharaan dengan kolam umunya, dari tanah, atau beton. Pemeliharaan sistem kolam biasanya akan menghasilkan ikan nila yang ukuran berbeda-beda. Ada yang besar, sedang, kecil. Cara ini kurang menguntungkan dan bahkan akan merugi. Dari segi jumlah ikan memang bertambah namun jumlah yang akan di pasarkan akan berkurang sampai 40%. Sebuah gambaran lebih baik. Jika anda memelihara 100 ekor dalam jaring apung mungkin anda akan panen kembali 100 ekor dalam 90 hari kemudian, dengan bobot perekor yang sama. dan anda dapat menjual semuanya sekaligus. Dan anda dapat melihat langsung untung ruginya.

Namun, dalam kolam biasa tanah 100 ekor anda lepas, 90 hari kemudian jumlahnya sudah ribuan termasuk nila sedang dan kecil. Namun ukuran besar yang harus masuk pasar hanya ikan jantan. Dan ikan betina belum cukup besar untuk di jual. Perkiraan kasar jika benih yang ditebar bukan dari jenis monoculture maka selisih jantan dan betina akan 50:50 (50 jantan 50 betina) sehingga yang dapat anda jual hanya 50 ekor. Sudah pasti disinilah kerugian kebanyakan para petani. Biaya pakan yang mahal tidak menutup produksi penjualan. Mereka berpikir mereka untung karena ikan bertambah. Ya..memang ikan bertambah tapi tidak menambah penjualan segera untuk menutupi biaya produksi.
Ikan jantan bertumbuh 40% lebih cepat dari betina, jika betina sampai bereproduksi (beranak). Saat betina menghasilkan telur dan larva saat itu ikan nila betina tidak bertumbuh karena dia tidak makan pada saat bereproduksi. Nila betina menjaga larva dalam mulutnya sampai larva sudah cukup besar untuk di biarkan oleh induknya. Jelas bahwa budidaya ikan nila dengan sistem jaring atau jaring apung lebih menguntungkan dibandingkan dengan pemeliharaan tradisional kolam.
Bagaimana cara membesarkan ikan di kolam agar bisa mendapatkan untung? Besarkan nila dikolam air deras sehingga nila betina terganggu untuk berproduksi anak ikan nila. Atau, panen nila sebelum usia dewasa, sebelum nila menghasilkan telur. Resikonya ukuran nila belum bisa dipasarkan karena ukurannya terlalu kecil, 100-125 gram per-ekor. Atau panen nila setelah bertelur dengan ukuran yang cukup besar dan anak ikan masih berukuran 3 cm.

Jenis nila GIFT dewasa mulai pada bobot 100-125 gram/ekor. Setelah bertelur, sebulan kemudian bisa mencapai 200 gram. 200 gram/ekor sudah layak dikonsumsi.
Apa yang anda perlu lakukan untuk membudidaya nila agar terhindar dari kerugian. Ada  beberapa hal: pembesaran dapat dilakukan pada air deras, pembesaran monoculture (satu jenis kelamin saja biasanya jantan semua), pembesaran system jaring, panen sebelum nila betina bereproduksi, atau setelah bereproduksi anak ikan nila.

Tidak ada komentar: